Sinergi YBM PLN dengan Bidan Cahaya dalam Menjejak Manfaat

Peranan Penting Keluarga dalam Mencegah dan Menangani Bahaya Diabetes Tipe Dua


Hai sobat healthies,

Kita ketahui bersama bahwa diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang umum diderita di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat ke-7 penyandang diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah 10,7 juta. Angka ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2045 menjadi 16,6 juta penyandang. Selain itu, Indonesia juga menduduki peringkat ke-3 penyandang Toleransi Glukosa Terganggu atau Prediabetes terbanyak dengan jumlah 29,1 juta pada tahun 2019, diperkirakan akan meningkat menjadi 35,7 juta pada tahun 2045, yang mengindikasikan semakin tingginya paparan risiko diabetes di Indonesia, khususnya Diabetes Tipe 2. Miris!


Masih dalam rangka memperingati Hari Diabetes Dunia dan Bulan Kesadaran Diabetes Dunia, Merck Sharp Dohme (MSD) Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, komunitas masyarakat dan MRT Jakarta bersama-sama menyelenggarakan kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes yang berlangsung di Taman Stasiun MRT BNI Dukuh Atas. Hal yang mendasari kampanye ini sejalan dengan tema besar kampanye Hari Diabetes di dunia 2019 yang diusung oleh International Diabetes Federation (IDF), Protect Your Family, dengan fokus utama deteksi diabetes, cegah diabetes tipe 2, dan penanganan diabetes anggota keluarga dengan diabetes.

Selama lebih dari satu abad, MSD yang merupakan kepanjangan dari Merck Sharp & Dohme (MSD) selaku perusahaan biofarmasi global terkemuka yang telah melakukan penemuan untuk kehidupan (Inventing for Life), menghadirkan obat-obatan dan vaksin untuk berbagai penyakit paling menantang di dunia giat menunjukkan komitmen untuk meningkatkan akses kepada layanan kesehatan melalui program, dan kemitraan yang menjangkau banyak pemangku kepentingan.

Oleh karena itu MSD merasa terpanggil untuk menyukseskan kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes yang bertujuan untuk mengajak seluruh keluarga di Indonesia untuk mengetahui risiko diabetes dalam rangka meningkatkan kesadaran dari pengaruh diabetes terhadap pasien dan keluarga serta mendorong peran aktif keluarga dalam penanganan, pencegahan, dan edukasi mengenai diabetes.

Rangkaian kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes dilaksanakan melalui talkshow dan pendekatan langsung berbasis komunitas untuk membagikan tips and informasi terkini seputar Diabetes Tipe 2. Berbagai komunitas yang ikut serta dalam kampanye ini meliputi komunitas olahraga, komunitas peduli terhadap diabetes, komunitas memasak sehat, MRT Jakarta serta tidak ketinggalan komunitas dari teman bloger.


Acara bincang sehat pada Sabtu pagi (30/11) dipandu dan dimoderatori oleh MC mas Tommy Prabowo serta diisi dengan para narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing. Pertama Bapak dr. Rudy Kurniawan, Founder Komunitas Sobat Diabet, kedua dr. Suria Nataatmadja selaku Medical Affairs Director MSD Indonesia,  Mas Ahmad Pratomo sebagai Head of Corporate Communication Department PT MRT Jakarta, Ibu Dwi Oktavia Handayani, M. Epid selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan terakhir Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok serta tak ketinggalan Mas George Zaki sebagai Managing Director MSD Indonesia.

Mas Suria Nataatmadja, mengatakan, ”Sebagai mitra global dari International Diabetes Federation (IDF), MSD berkomitmen untuk terus mendukung upaya peningkatan kesadaran terhadap diabetes. Dengan adanya kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes, pihaknya berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya peran keluarga dalam hal deteksi, pencegahan, dan penanganan diabetes.

Data termutakhir disebutkan bahwa hampir sekitar 463 juta orang merupakan penyandang diabetes, namun 1 dari 2 penyandang diabetes tidak menyadari kondisi yang sedang dialaminya, dan hampir 67% penyandang diabetes tersebut berada di usia produktif di bawah 60 tahun.

Sementara itu Ketua Pesatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) untuk wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok, Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, mengatakan ”Peran keluarga sangat penting dalam deteksi dini diabetes dan usaha-usaha pencegahan diabetes tipe 1, tipe 2 & tipe lain serta pengobatan anggota keluarga dengan diabetes. Dalam deteksi dini peran keluarga penting untuk mengetahui gejala diabetes dan memastikan apakah sudah terkena diabetes atau prediabetes sehingga mempercepat penanganan dan mencegah komplikasi.


Terutama pada diabetes tipe 1 yang jika tidak dideteksi dapat menyebabkan dampak yang semakin buruk dan menimbulkan kematian. Dalam pencegahan diabetes tipe 2 maka keluarga berperan melindungi jangan sampai keluarga yang lain terkena diabetes. Oleh sebab itu, perlu memahami faktor-faktor risiko yang bisa memicu terkena diabetes dengan cara meningkatkan gaya hidup sehat dan bila perlu untuk melakukan tes gula darah secara berkala. Dalam penanganan diabetes, keluarga sangat berperan mendukung dan memastikan pasien mendapatkan penyuluhan, pengobatan, pengaturan makan (diet), dan pemeriksaan untuk mengetahui komplikasi-komplikasi serta melaksanakan gaya hidup sehat yang dijalankan terus menerus.

Lebih lanjut Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, mengatakan pengobatan pada pasien diabetes tipe 1 maupun tipe 2,  penderita diabetes dan anggota keluarga, perlu menyadari betapa pentingnya kepatuhan dalam pengobatan diabetes yang harus dilakukan seumur hidup, terutama untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Aktivitas fisik, konsumsi makanan sesuai kebutuhan, berat badan ideal adalah hal yang direkomendasikan untuk pencegahan timbulnya diabetes tipe 2 dan untuk orang diabetes hal tersebut merupakan usaha baik disamping pengobatan untuk menjaga agar kadar gula darah tetap terkendali normal. Salah satu aktivitas fisik adalah olahraga jalan, naik tangga, senam dan lainnya.

Dalam riset yang dilakukan oleh Hiroto Honda pada tahun 2016 mengenai naik atau turun tangga sebagai metode yang nyaman untuk meningkatkan aktivitas fisik dalam kehidupan  sehari-hari menunjukkan bahwa aktivitas naik atau turun tangga selama 3 menit dari 60 – 12 menit setelah makan dapat membantu penurunan respon glukosa darah postprandial pada penyandang diabetes tipe 2.

dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berujar berdasarkan data terbaru Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan angka prevalensi nasional diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada usia >15 tahun adalah 2% dan angka prevalensi di Provinsi DKI Jakarta adalah 3,4%. Riskesdas 2018 juga menunjukkan 33,5% masyarakat Indonesia usia > 10 tahun tergolong kurang aktivitas fisik, dengan proporsi penyumbang tertinggi adalah DKI Jakarta sebanyak 47,8%.


Oleh karena itu, Dinas Kesehatan mendukung kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes dengan menggerakkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yaitu upaya kesehatan berbasis masyarakat untuk mendeteksi secara dini faktor risiko penyakit tidak menular termasuk diabetes. Adapun pemeriksaan yang dilakukan di Posbindu adalah pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tekanan darah, dan kadar gula darah.

Beliau berharap kampanye ini membantu menemukan penyandang diabetes yang belum menyadari jika terkena diabetes dan tentunya memberikan edukasi CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.


Menyambung para narasumber, menurut Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Mas Muhammad Kamaluddin mengatakan, ”Menyadari manfaat naik atau turun tangga bagi kesehatan terutama mencegah diabetes, MRT Jakarta menyambut baik dan mendukung inisiatif dari kampanye #LindungiKeluargdariDiabetes. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mengajak masyarakat pengguna MRT Jakarta untuk menggunakan tangga daripada lift yang memang hanya diperuntukkan bagi kelompok prioritas seperti ibu hamil, lansia dan disabilitas.


Edukasi mengenai manfaat dari naik turun tangga ini akan ada di poster dan stiker di area stasiun MRT Jakarta. Kami berharap pengguna MRT Jakarta dapat menggunakan tangga dan merasakan manfaat kesehatannya selain juga mendahulukan mereka yang membutuhkan untuk menggunakan lift prioritas.

Komentar