Sinergi YBM PLN dengan Bidan Cahaya dalam Menjejak Manfaat

Yes! Mudahnya Belanja Produk Grosir Online Gress di PanenFresh

 

Belanja Sayuran Online Langsung dari Petani

Apa yang terlintas di benak kamu ketika diberi hadiah atau ditantang untuk menghabiskan uang senilai 200 ribu rupiah? Sudah pasti banyak yang berkata, "Wow alhamdulillah banget. Mau dong? Boleh tuh. Kok bisa sih. Gimana caranya?" Tapi mungkin saja anggapan sebagian orang nominal segitu tidaklah besar. Yang ada malah mereka malah balik bertanya sambil menggerutu, "Yah hari gini uang segitu bisa buat beli apaan? Emangnya cukup ya?"

Berbeda halnya dengan saya, kalau ditanya secara pribadi sih sudah pasti merasa luar biasa sambil mengucap syukur dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Apalagi sekarang ini bisa digunakan sebagai amunisi untuk bertahan hidup di masa pandemi. Kalaupun merasa berlebihan pun bisa dialokasikan bagi yang membutuhkan. Mulai dari lingkungan terkecil yang ada di sekitar kita bukan?

Sebagai anak satu-satunya di rumah sejak dulu saya sudah berperan menjadi pengambil keputusan apa saja yang harus dibeli untuk kebutuhan sehari-hari di rumah. Memang sih untuk belanja bulanan sudah menjadi tugas Ibu saya tapi sejak PSBB diberlakukan Maret lalu aktivitas beliau berbelanja di pasar praktis berkurang. Bukan parno tapi selain karena usia, faktor kesehatan pun jadi hal yang paling krusial. Kalau hendak pergi ke pasar pastilah saya larang.

Nah, singkat cerita uang yang saya peroleh tadi tidak lantas membuat saya jadi gelap mata. Jadi aji mumpung nih apa saja lalu saya beli. Tanpa perlu pikir panjang akhirnya saya putuskan untuk membeli kebutuhan pokok saja di rumah. Berhubung kebetulan hadiah yang saya dapat bukan berbentuk voucher atau uang fisik jadi transaksinya hanya bisa dilakukan secara cashless atau non tunai.

Teknologi sudah semakin canggih. Semakin menjamurnya marketplace dan aktivitas belanja dari rumah akhirnya dipilih banyak orang untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah guna memutus mata rantai Covid-19. Termasuk saya yang memanfaatkan belanja groseri online atau daring. Ngga perlu bingung lagi sekarang berbelanja sayur online jadi lebih mudah, aman dan nyaman. Apa yang selama ini kita cari di pasar tradisional atau kelontong tersedia juga di sana.

dokumen Panen Fresh dari Panen Indonesia

Saya bisa bebas memilih item berdasarkan kategori dan jumlah yang kita inginkan. Ya semuanya bisa kita lakukan cukup dari rumah saja. Tinggal pilih barang, masukkan ke keranjang dan bayar via mobile banking atau e-wallet. Barang siap dikirim ke alamat yang ditentukan. Kita tinggal duduk manis menunggu barang datang di rumah. Seperti aplikasi PanenFresh sebagai layanan pengiriman bahan makanan segar yang diperoleh langsung dari petani.

Apps satu ini masih terbilang baru. Ketika pertama kali saya coba unduh via Android cepat. Tidak banyak memakan memori ponsel karena terbilang ringan karena masih memanfaatkan versi Beta. Pilihan menunya sederhana, bahasanya mudah dimengerti dan fiturnya tidak membingungkan karena kategori barang yang ditampilkan belum beragam. Saat digulir ke atas dan ke bawah lalu geser ke menu selanjutnya dan kembali berikutnya juga lancar (fast response).


Begitu ke tampilan muka aplikasi kita diminta untuk mendaftar atau registrasi akun dan langsung verifikasi via email. Cukup masukkan nama lengkap kamu, alamat email dan kata sandi akun PanenID kita pun voila langsung jadi dalam hitungan menit. Setelah login kita akan disuguhkan halaman beranda yang berisikan berbagai kategori barang, fitur barang dan harga. Tak ketinggalan informasi tentang promo bulan ini, blog hingga ke testimoni pembeli. Selanjutnya tinggal kita klik barang yang akan kita pilih, di situ memuat harga dalam jumlah kecil dan partai besar. Karena rasa penasaran saya yang tinggi saya mencari bahan-bahan makanan yang tidak ada di rumah. Tentunya memilih produk yang segar, sehat dan bergizi.


Dari sekian daftar belanja saya hanya buah kiwi, anggur dan kurma saja yang tidak tersedia. Selebihnya sebagian besar yang saya cari.saya masukkan ke keranjang belanjaan. Sudah pasti sesuai yang dianggarkan. Kita juga dapat mengecek ketersediaan barang yang mau dibeli sebelum masuk ke keranjang. Walaupun kita belum cek out atau menyelesaikan transaksi aman atau tenang tidak perlu khawatir pesanan kita hilang. Mau ditambah atau dikurangi pun itemnya. Pokoknya dijamin fleksibel dan sangat leluasa. Tidak perlu panik item akan hilang dari keranjang atau kembali ke menu awal.

Informasinya pun transparan ketika barang yang kita inginkan habis maka di situ tertulis stok kosong atau sedang habis (sold out). Pilihan metode pembayarannya pun kekinian alias sudah mengikuti perkembangan jaman. Kurang lebih sama dengan fasilitas layanan jasa sejenis. Mau pilih membayar via dompet digital bisa, transaksi perbankan apalagi. Baik itu via transfer atau setoran tunai di bank. Setelah itu pastikan alamat pengiriman sesuai dan pilihan jasa ekspedisi serta nominal yang harus dibayar sudah tertera.



Rasa-rasanya kini kelebihan materi tidak ada artinya lagi. Banyak orang yang lebih tertarik mengutamakan kesehatan mereka dan mengesampingkan untuk konsumtif membeli barang yang tidak penting. Menurut mereka menjaga imunitas tubuh agar tidak rentan terhadap virus atau bakteri yang menjadi penyebab penyakit jadi fokus utama mereka sekarang ini. Sehat itu mahal harganya. Untuk hidup sehat jangan menunggu pandemi terjadi dahulu. Mulailah mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi terutama sayur dan buah. Imbangi dengan olahraga, istirahat yang cukup dan pandai mengelola stress.

Dengan adanya PanenFresh jujur saya jadi terbantu. Terutama Ibu saya di rumah dan mungkin banyak Ibu rumah tangga di luar sana sepakat juga. Kalau mau beli sayur di Jakarta kek, beli sayur di Solo sampai beli sayur di Jogja, Semarang bahkan sekarang beli sayur hingga ke Bali pun bukan sekedar hal yang mustahil lagi. Malah semakin dipermudah. Tinggal klik, pesan dan barang langsung diantar sampai ke rumah.


Komentar

  1. Keren lulus ujian belanja dengan nominal 200K . Tambah keren bikin liat dahulu barang yang mau beli. Kalau Mpo sudah gelap mata. Akhirnya beli ini itu. Opst jangan di contoh ya

    BalasHapus

Posting Komentar