Sinergi YBM PLN dengan Bidan Cahaya dalam Menjejak Manfaat

Begini Trik Sehat dan Aman Gowes Asik Tanpa Takut Terusik


Sepertinya tren gowes atau mengayuh sepeda sudah lama menjamur di tengah masyarakat. Sejak munculnya seli (sepeda lipat) semakin memantapkan hobi olahraga yang satu ini. Hingga kemudian marak hadir komunitas pesepeda, seperti contohnya
bike to work sebagai alternatif transportasi yang ramah lingkungan. Berangkat dan pulang kerja ke kantor dengan bersepeda bukan lagi hal yang mustahil.

Nah, zaman telah berubah sejak awal pandemi Covid 19 terjadi melanda negeri ini. Setiap orang jadi semakin sadar dan memperhatikan kesehatan mereka masing-masing. Namun menariknya bukan berkurang, minat bersepeda malah semakin meningkat di tengah pandemi seperti sekarang ini. Banyak orang mendadak berlomba-lomba menjadikan olahraga satu ini sebagai pilihan di saat waktu luang. Hanya saja sekarang kondisinya wajib mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Apalagi gowes di masa pandemi memiliki beberapa pengecualian yang dilematis dan harus dipatuhi bagi para goweser.


Host/ MC Kak Yosh Aditya yang memandu acara

Menyinggung hal tersebut pekan lalu Sabtu (7/11) diadakanlah seminar daring bersama Komunitas Sepeda bertajuk “Yuk Sepedaan Sehat dan Aman di era Adaptasi Kebiasaan Baru” yang diprakarsai oleh Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Event ini dapat disaksikan melalui Zoom dan dapat diakses melalui kanal Youtube serta dipandu oleh host kece yang selalu menebar keceriaan, tidak lain Kak Yosh Aditya. Webinar tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2020 yang jatuh tanggal 12 November.

Dengan adanya kegiatan seperti ini setidaknya dapat memberikan gambaran bahwa pandemi Covid-19 yang melanda penduduk di belahan dunia bukan jadi penghalang bagi para pecinta sepeda untuk tetap beraktivitas sebagaimana mestinya. Malah sebaliknya dengan bersepeda tubuh tetap aktif bergerak dan dapat meningkatkan imunitas tubuh seseorang. Tinggal bagaimana sekarang kita dapat beradaptasi di era kebiasaan baru.

Beberapa narasumber yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, diantaranya Bapak dr. Riskiyana S Putra M.Kes selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, yang sekaligus berkesempatan membuka pertemuan virtual ini yang turut pula dihadiri oleh beberapa peserta yang tersebar dari seluruh Indonesia. Peserta tidak hanya berasal dari komunitas sepeda, pecinta sepeda atau pesepeda yang tergabung dalam sebuah wadah saja, tetapi turut dimeriahkan oleh para bloger, jurnalis serta masyarakat umum (citizen) lainnya, dari seluruh Indonesia seperti dari Jakarta, Malang, Gorontalo, Sukabumi, Bandung, Semarang dan kota-kota lain.

dr. Riskiyana S Putra M.Kes selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI

Pada kesempatan tersebut Pak dr. Riskiyana memberikan presentasi tentang kondisi dan perkembangan Covid-19 di Indonesia, bagaimana mengenali gejala yang ditimbulkan akibat terpapar Covid-19, cara pencegahan penularan Covid-19, persepsi dan penerapan masyarakat tentang protokol kesehatan, serta tantangan perubahan yang terus diupayakan peningkatannya terhadap pemahaman masyarakat terkait Protokol Kesehatan. Dalam hal ini Pak dokter memaparkan terhadap kesadaran pada perubahan tingkah laku masyarakat mengenai Protokol Kesehatan terutama yang berkaitan dengan “Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Berolahraga”.

Beberapa narasumber lain yang diundang dalam seminar ini antara lain Kabid Perubahan Perilaku Tugas Penanganan Covid-19, Bapak dr. Sonny Hamadi yang memberikan pemaparan bertemakan “Mendorong Perilaku Baru Melalui Gowes”, narasumber dari komunitas sepeda sekaligus ketua Bike To Work yakni Bapak Poetoet Sudaryanto dengan paparannya “Tetap Prima Selama Bersepeda” dan founder Indonesia Folding Bike Community, Mas Azwar Hadi Kusuma yang juga memaparkan tentang ”Tips bersepeda yang aman di era Pandemi”.

Founder Indonesia Folding Bike Community, Azwar Hadi Kusuma 

Secara garis besar para narasumber yang hadir memberikan pemahaman serta kiat-kiatnya dalam bersepeda dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan selalu mengedepankan disiplin dari 3M (Menjaga Jarak Aman, Menggunakan Masker dan Mencuci Tangan Pakai Sabun/ CTPS).

Ketika bersepeda, masker adalah barang wajib yang harus digunakan. Penggunaan masker menjadi salah satu alat pelindung diri (APD). Selama ini masker umumnya memiliki fungsi untuk melindungi wajah dari benda asing atau berbahaya yang dapat terhirup ketika seseorang bernapas. Fungsi masker sedikit berbeda di era pandemi yaitu untuk melindungi penggunanya dari droplet atau percikan partikel di udara (airborne) yang akan terhirup saat bernafas, yang mungkin saja partikel-partikel di udara tersebut mengandung berbagai jenis virus, terutama virus Covid-19.

Jangan Kendor! Maskermu Pelindungmu

Namun sebagai catatan, WHO juga merekomendasikan penggunaan masker saat berolahraga akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman kesulitan saat bernapas. Selain itu, saat berolahraga, seseorang akan mengeluarkan keringat berlebih pada beberapa bagian tubuhnya terutama pada bagian wajah yang tertutup masker dan akan membuat masker menjadi basah. Masker yang basah akan mempersulit udara keluar masuk melalui rongga hidung atau rongga mulut yang terbuka, sehingga dapat menyebabkan kesulitan bernafas.

Selain itu, masker yang basah akan lebih mudah untuk perkembangan mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Hal lain dari efek samping penggunaan masker saat sedang bersepeda adalah bagi para pesepeda yang memiliki riwayat penyakit jantung dan riwayat penyakit gangguan pernafasan lainnya, seperti asma, bronkitis, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Ketua Bike To Work, Poetoet Sudaryanto

Pembatasan jarak fisik tentu saja menjadi salah satu kendala yang juga menjadi persoalan bagi para pecinta sepeda. Budaya masyarakat kita yang komunal atau berkelompok dan beramai-ramai saat bersepeda juga menjadi persoalan serius. Resiko bersentuhan bagi pesepeda sangat rentan terjadinya penularan Virus Covid-19. Jadi alangkah lebih baik jika goweser sebisa mungkin selalu membawa hand sanitizer atau membawa sabun untuk mencuci tangan.

Pemilihan lintasan jalur yang tidak terlalu ramai, untuk menghindari banyaknya orang yang berlalu lalang di jalanan. Selain pilihan jalur lintasan yang sepi, cobalah mengatur waktu bersepeda. Carilah waktu dimana tidak banyak orang lain bersepeda, dan tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Sebisa mungkin tetap menjaga jarak minimal 20 meter dengan pesepeda lain, jika memungkinkan bersepeda secara mandiri sangat dianjurkan, tetapi jika akan berkelompok, maka dianjurkan agar dibatasi jumlah orangnya maksimal sebanyak 5 orang saja.



Menggunakan pakaian yang lebih tertutup, seperti sarung tangan, kaos berlengan panjang (long sleeves), celana panjang, sepatu, topi atau helm, dan kacamata. Setelah bersepeda langsung pulang ke rumah dan mandi. Lepas masker, sarung tangan, sepatu, topi atau helm, kacamata di luar rumah. Untuk sementara, hindari kegiatan berkumpul atau kongkow-kongkow sambil mengobrol ketika sedang rehat atau memarkirkan sepeda. Selalu membawa hand sanitizer dan jika memungkinkan bawalah sabun untuk mencuci tangan ketika menemukan area yang terdapat tempat cuci tangan. Jangan lupa mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.

Tetap selalu ingat bahwa olahraga merupakan hal yang sangat penting dilakukan selama pandemi untuk menjaga tubuh agar tetap bugar. Selain untuk meningkatkan sistem imun, olahraga juga akan membantu mengurangi dampak stres, membuat siklus tidur lebih baik, melancarkan sirkulasi darah dan mencegah kelebihan berat badan. Belajar, bekerja dan beribadah di rumah bukan berarti alasan untuk kita jadi bermalas-malasan dan hanya berdiam diri di rumah. Lakukan aktivitas sebagaimana mestinya namun tetap produktif meski hanya di rumah saja. Keluar seperlunya jika ada hal yang mendesak saja.

 

Komentar