Sinergi YBM PLN dengan Bidan Cahaya dalam Menjejak Manfaat

Pentingnya Pemberian Vaksinasi Sejak Dini Meski di Tengah Pandemi

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kenyataannya, banyak orang tua khawatir untuk memberikan imunisasi bagi anaknya di tengah pagebluk Covid-19. Padahal imunisasi dasar lengkap penting bagi bayi dan anak sampai umur 18 bulan. Tidak lain dan bukan untuk melindungi dari berbagai penyakit berbahaya lain yang telah berjalan selama ini.

Secara harfiah, vaksinasi merupakan sebuah upaya efektif untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya. Tubuh memiliki antibodi yang bersifat spesifik, begitu pula vaksin yang bekerja bersifat spesifik untuk penyakit tertentu.

Nah, untuk itulah mengingat betapa pentingnya imunisasi, pada Rabu (6/5) Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI menggelar acara Temu Netizen Kesehatan bertemakan “Ayo Imunisasi, Bersatu Sehatkan Negeri” yang berlangsung secara daring dan luring bertempat di Hotel Manhattan, bilangan Kuningan Jakarta Selatan. 

Acara yang dominan dihadiri oleh rekan bloger atau netizen peduli kesehatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya pemberian imunisasi kepada masyarakat, yang sekaligus bertepatan dengan peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID) yang biasanya dilaksanakan di minggu terakhir bulan April, yaitu sekitar tanggal 24 – 30 April setiap tahunnya.

Pekan Imunisasi Dunia (PID) sendiri telah diprakarsai oleh WHO sejak tahun 2012, dan hingga saat ini telah dilaksanakan di lebih dari 180 negara di dunia, termasuk di Indonesia. Langkah ini dilakukan sebagai momentum untuk mengingatkan betapa pentingnya pemberian imunisasi agar segera lakukan sedini mungkin.

Dalam rangkaian acara peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID) tahun 2021 ini, turut mengundang salah satu narasumber yang hadir secara luring yaitu Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari Sp.A(K)., MTropPaed yang merupakan Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Sementara itu melalui sambungan aplikasi zoom turut pula mengundang narasumber secara daring yaitu Prof. Cissy Kartasasmita selaku Ketua Satgas Imunisasi IDAI, serta Olivi Silalahi/ NPO Routine Immunization dari WHO Indonesia.

Prof Hin, seperti ia akrab disapa, menuturkan jika seseorang sudah punya antibodi maka dia bisa melawan dan bertahan, kalaupun sampai sakit, lazimnya tidak bergejala terlalu berat. Dengan adanya vaksinasi dengan sendirinya akan memutuskan rantai penularan penyakit. Dengan begitu, kejadian kematian, kesakitan, diharapkan akan menurun secara bersamaan. Beberapa penyakit yang masih membahayakan dan perlu adanya vaksinasi termasuk penyakit polio, campak dan cacar.

Kalau sakit alami dahulu, berat, menderita. Dengan vaksin, biaya pun jadi lebih ringan dibandingkan jika anak sakit. Kak Oliv pun tidak segan untuk kembali menekankan vaksinasi adalah upaya efektif yang berarti bermanfaat dalam mencegah kematian, kecacatan, imunitas lebih baik dibandingkan infeksi alami. Vaksin juga dapat mengontrol wabah dan mencegah krisistensi antibiotik. 

Vaksin bekerja dengan cara membuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit tertentu secara efektif dan spesifik sehingga mencegah perkembangan penyakit atau mengurangi keganasan penyakit. Selain itu, imunisasi adalah cara sederhana dan efektif untuk melindungi anak dari penyakit serius. Ini tidak hanya membantu melindungi individu, tetapi juga melindungi komunitas yang lebih luas dengan meminimalkan penyebaran penyakit.

Bayangkan apabila banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap kelak dapat terjadi wabah berbagai penyakit yang akan mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal. Saat ini, sudah banyak fasilitas kesehatan yang telah menyesuaikan praktik mereka dan menerapkan solusi baru untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19 guna membantu melindungi orang-orang yang mengunjungi klinik atau rumah sakit untuk melakukan vaksinasi. Seperti adanya pendaftaran awal atau pre-booking registration dan area yang terpisah antara untuk pasien sakit dan vaksinasi.



Komentar